Diskusi Kelompok

Diskusi merupakan bentuk tukar pikiran, pembicaraan secara teratur dan terarah oleh beberapa orang untuk mengambil keputusan
Pada hakikatnya diskusi merupakan metode untuk memecahkan suatu masalah dengan proses berpikir kelompok. Oleh karena itu, diskusi perlu kerjasama atau koordinasi yang mengandung langkah-langkah yang harus dipatuhi oleh seluruh anggota. 
Latar belakang sikap dan manfaat diskusi :
  1. Pelaksanaan sikap demokrasi
  2. Pengujian sikap toleransi
  3. Pengembangan kebebasan pribadi
  4. Pengembangan latihan berpikir
  5. Penambahan pengetahuan dan pengalaman
  6. Kesempatan pengejawantahan sikap intelektual dan kreativitas. 
Peran diskusi :
  1. Diskusi menjadi tempat konsultasi untuk menambah pengetahuan, informasi, pengalaman, pandangan, dan membentuk koordinasi karena ada kontak antar peserta.
  2. Diskusi menjadi tempat untuk mendapatkan pengakuan/penghargaan, menampilkan kelompok atau individu, menyatakan partisipasi, memberikan dan mendapatkan informasi serta menunjukkan interaksi.
  3. Diskusi menjadi tempat tukar menukar informasi, tempat mempertajam pengertian dan pendapat, tempat konsultasi dan penggugahan pendapat, tempat menyiasati, menganalisis, dan menyelasikan masalah, tempat memberi motivasi dan keyakinan, mengembangkan kerja sama dan meramaikan partisipasi. 
Ketrampilan Berdiskusi :
Diskusi membutuhkan ketrampilan menyampaikan pendapat secara analitik/sistematis, logis, dan kreatif dalam konteks yang masuk akal yang terlihat pada bahasa yang digunakan.
  1. Sistematis artinya mengemukakan pendapat secara sistematis dan teratur, diperlukan pendalaman masalah, penyampaian pendapat yang langsung tidak berbelit-belit tetapi tetap dianalisis secara terperinci satu per satu.
  2. Logis artinya mengemukakan pendapat yang masuk akal dengan menggunakan metode induksi, deduksi, hubungan kausal, membuat analogi dan definisi.
  3. .Kreatif artinya mengemukakan pendapat yang baru, tapi berguna dan bernilai dalam konteks budaya dan pemikiran, serta mengandung motivasi karya yang tinggi dan tahan lama.

Jenis-jenis Diskusi :
  1. Diskusi Panel/diskusi ilmiah/diskusi akademis : Terdiri atas tiga sampai dengan enam orang ahli yang ditunjuk untuk mengemukakan pandangan dari berbagai sudut pandang. Anggota diskusi panel duduk membentuk setengah lingkaran menghadap audiens. Diskusi panel bertujuan menyampaikan informasi atau pendapat, tidak perlu suatu keputusan. Urutan diskusi panel sebagai berikut :
  2. Kelompok Studi/diskusi kuliah; merupakan bentuk diskusi yang sering dilakukan mahasiswa dalam jumlah peserta yang terbatas.
  3. Kelompok pembentuk kebijaksanaan :( pada sebuah fakultas untuk menentukan materi perkuliahan yang dapat dimasukkan dalam silabus mata kuliah,dsb).
  4. Komite adalah suatu panitia badan yang dibentuk khusus untuk menyelenggarakan suatu usaha.
  5. Diskusi kasus : biasanya diadakan untuk tujuan pengajaran yaitu diskusi tentang suatu kasus yang disampaikan secara tertulis dan lisan.
  6. Kelompok pembahas adalah tatap muka kecil yang diminta membahas suatu topik.
  7. Konferensi/kongres/muktamar/musyawarah atau rapat : merupakan pertemuan/diskusi antara wakil-wakil berbagai organisasi yang membicarakan kepentingan bersama untuk mengambil keputusan yang dilaksanakan sebagai kebijaksanaan organisasi atauperusahaan.
  8. Simposium : terdiri atas rangkaian presentasi yang disampaikan secara relatif singkat tetapi formal dan yang berkaitan dengan suatu tema.
  9. Forum : sering merupakan bagian dari diskusi panel atau simposium.
  10. Seminar : pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ketua sidang.
  11. Lokakarya/sanggar pertemuan antar para ahli (pakar) : untuk membahas suatu masalah di bidang keahliannya.

DEBAT
Debat adalah bagian dari pertemuan ilmiah, tetapi lebih difokuskan untuk kepentingan politik. Debat merupakan suatu praktik persengketaan atau kontroversi untuk menentukan baik tidaknya suatu usul yang didukung oleh suatu pihak yang dinamakan pendukung (pro) dan pihak lain dinamakanpenyanggah (kontra). Masing-masing terdiri atas dua atau tiga orang. Debat sering dilombakan di kampus untuk memberi pelatihan kepada mahasiswa dalam mengembangkan analisis dan keberanian untuk berdemokrasi. Dalam debat/persengketaan, peserta debat jangan terpancing menjadi marah, tetapi tetap menjaga humor dan tujuan. Peserta debat harus bersikap rendah hari, wajar, ramah, sopan, tanpa kehilangan kekuatan argumentasi.

Kegunaan debat :
Debat berguna untuk membangun masyarakat demokrasi yang bebas mengemukakan pendapatnya, baik bersifat mendukung atau menyanggah. Debat memegang peranan penting dalam berbagai hal, antara lain : perundang-undangan (sidang parlemen), debat politik (akan diadakan pemilihan pemimpin), bisnis, hukum (pendidikan).

Jenis Debat :
  1. Debat parlemen/majelis, bertujuan menambah dukungan dan sanggahan, selain dari anggota parlemen juga dari para ahli dan masyarakat umum.
  2. Debat pemeriksaan ulang, bertujuan mengetahui kebenaran pemeriksaan yang telah dilakukan sebelumnya.
  3. Debat formal/konvensional/pendidikan, bertujuan memberikan kesempatan kepada dua tim debat untuk mengemukakan pendapatnya dihadapan hadirin.

Susunan Proposisi dalam Debat :
  1. Bahan pembicaraan harus memenuhi syarat sebagai berikut :
  2. Sederhana dalam penyampaian, jangan berbelit-belit, gunakan pola pikir yang sistematis dan kalimat efektif.
  3. Kejelasan, pernyataan jangan menimbulkan makna ganda/ambiguitas yang membingungkan dalam perdebatan.
  4. Kepadatan, menggunakan kata-kata yang seperlunya saja, jangan bertele-tele.
  5. Susunan kata pendukung/afirmatif tidak boleh mengandung kata negatif.
  6. Pernyataan berupa deklaratif/menjelaskan dengan menggunakan kalimat berita bukan pertanyaan.
  7. Kalimat tunggal dari gagasan tunggal lebih disukai.
  8. Usul khusus, lebih disukai karena ada kebaruan daripada usul umum.
  9. Pernyataan harus bebas dari prasangka (misalnya, pemilih harus lulus tes buta warna).
  10. Susunan kata usul hendaknya dibuat secermat mungkin dalam mendukung perubahan.

Laporan Hasil Debat :
  1. Pendahuluan (pentingnya masalah, asal-usul sejarah, definisi istilah, masalah yang diterima, pokok masalah utama).
  2. Laporan dan pendukung.
  3. Laporan dan kesimpulan penyanggah.

0 komentar:

Posting Komentar